Buku “Rahasia NEKAT” karya Dimas Jayadinekat merupakan buku yang mudah
di baca bagi semua kalangan. Saya, pribadi, setelah membaca buku ini mendapat
banyak masukan dari tulisan dibuku ini. NEKAT di sini bukanlah hal membabibuta yang
di lakukan tanpa ada tujuan yang jelas. Contohnya: Lompat dari balkon tingkat
dua karena putus cinta dengan gadis pujaan, itu NEKAT, memang NEKAT, tapi tidak
berguna, hehe. Mari kita bahas secara singkat tentang buku ini.
NEKAT adalah singkatan yang mana
setiap hurufnya mempunyai arti tersendiri.
Tetapi sebelum menelaah lebih
dalam tentang NEKAT, beliau ingin kita memahami 2 hal; 1. Bermimpilah, 2.
Bangun dan wujudkan mimpimu.
Bermimpilah,
Dimas ingin memahamkan kepada kita, sekecil apapun kita, kita wajib bermimpi,
karena dari mimpi tersebut kita punya tujuan, seperti halnya di buku awakening
the giant karya Munawar Fuad, beliau teringat kepada sebuah adagium yang
berbunyikan “The first creation is in our mind” yang artinya setiap peristiwa
pada awalnya diciptakan dalam pikiran. Kedua buku ini saling terkait jika
bicara tentang mimpi, Munawar Fuad yang kala itu sebagai sosok pemuda yang
mempunyai angan ingin pergi ke Amerika, dan beliau menggambarkannya di pikiran
dan akhirnya tercapai juga.
Bangun
dan Wujudkanlah mimpimu.Mungkin kita
sependapat jika kita berbicara mimpi, setiap individu mempunyai mimpi mereka
masing-masing, tapi terkadang hanya segelintir orang yang bangun setelah
bermimpi dan berusaha untuk mewujudkannya. Ada kutipan menarik dalam buku karya
Dimas ini, yaitu “Jika kita mengibaratkan mimpi adalah sebuah lukisan indah,
kita perlu mengingat bahwa lukisan yang indah tersebut terlahir dari proses
yang panjang; tidak langsung jadi dengan instan. Lukisan yang indah itu adalah
hasil dari kumpulan garis dan warna. Sementara itu, garis dan warna, bila kita
cermati, berasal dari sebuah titik. Tak mungkin tercipta sebuah garis lurus
tanpa sebuah titik. Pelajaran: Sudahkah kita menciptakan sebuah titik dari
lukisan masa depan yang kita tuangkan dalam kanvas imajinasi tadi?. Berkaitan
dalam hal ini, munawar fuad dalam bukunya yang berkeinginan untuk berkunjung ke
Negara adidaya telah memberikan contoh yang nyata, beliau tidak hanya diam
ketika bermimpi ingin ke Amerika, tapi beliau mengikuti beberapa seleksi pemuda
yang kala itu hanya menyediakan kursi bagi 14 delegasi dari Asia pasifik,
beliau menjadi salah satu dari 3 orang Indonesia yang terpilih menjadi
perwakilan yang bertemakan misi perdamaian, beliau tidak hanya berdo’a tapi
juga berikhtiar.
Langsung saja kita membahas apa
saja arti dari setiap huruf di singkatan NEKAT tersebut.
N (Niat), E (Empati), K (Kreatif),
A (Akselerasi), T (Tawakal).
Jika Dimas Jayadinekat mengaitkan
5 hal ini dalam kehidupan sehari-hari secara umum, saya disini ingin mengaitkan
hal ini dalam hal pembelajaran bahasa Inggris. Yang saya pikir bisa menjadi
salah satu cara (yang benar) kita untuk lebih mudah mempelajari bahasa yang
menjadi bahasa Internasional ini. Mari kita jabarkan satu-satu.
1. Niat
Tentu kita sudah
mengetahui dan sering mendengar hal ini dikehidupan sehari-hari, bahwa jika
ingin melakukan sesuatu pekerjaan kita harus menguatkan niat dan tujuan yang
jelas. Mengutip dari KH. Abdullah Gymnastia (Aa Gym), beliau mengatakan “luruskan
niat dan sempurnakan ikhtiar (Usaha).” Dimas “Apapun yang kita lakukan, niatkan
semua untuk berjalan di atas ketentuan Tuhan serta nilai-nilai luhur yang
terkandung di dalamnya.” Dalam konteks keislaman hal itu di kenal dengan
istilah lillahi ta’ala, Karena Allah penyebab segala sesuatu yang terjadi di
dunia ini.
Jika kita
kaitkan dengan pembelajaran bahasa inggris, apa contoh niat yang lurus hanya
untuk Allah? Padahal kita tahu, sebagian kalangan umat mengatakan bahwa bahasa
Inggris adalah bahasa kafir, untuk apa kita mempelajari? Tentu, menurut saya,
ini hal yang perlu diluruskan, jika kita memandang suatu hal hanya dari satu
sisi, tentu pikiran kita adalah termasuk pemikiran yang pendek. Tidak ada yang
salah dalam belajar bahasa Inggris, kembali lagi, semua tergantung niat, bila
niat kita, contohnya, ingin menjalin persaudaraan sesama muslim diseluruh
penjuru dunia, tentu saja hal ini tergolong menjadi niat baik dan, inshaaAllah,
akan dimudahkan oleh Allah. Tapi dimana letak lillahi ta’alanya? Dengan
menjalin hubungan persaudaraan sesama muslim di berbagai belahan dunia tentu
pikiran kita akan jadi mudah terbuka, seperti apa muslim di negeri yang lain,
dan memungkinkan kita memperdalam keilmuan Islam kita bila berhubungan dengan
saudara sesama muslim yang ilmunya lebih dari kita, bukankah ini termasuk salah
satu jalan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Jika salah, anda bebas memberikan
masukan.
Empati
Di dalam buku
rahasia Nekat ini disebutkan bahwa simpati dan empati adalah 2 hal yang berbeda
dan memiliki definisi serta tingkatan yang berbeda pula. Jika ada sanak saudara
kita berpulang, tentu kita akan mengucapkan Innalillah, dan mungkin ada yang
mengatakan, “saya turut bersimpati/berbelasungkawa.” Lain halnya ketika saudara
tertimpa musibah, kita langsung mengulurkan tangan untuk membantu mereka, ini
yang disebut empati. Jadi artinya adalah, Simpati hanya sebatas perasaan, yang
mana levelnya lebih rendah dari empati, dan empati sudah mencapai level aksi,
langsung turun tangan.
Menurut saya,
hal ini sangat bisa dikaitkan dengan pembelajaran bahasa inggris, bagian
manannya?
Dalam Al-qur’an
Allah berfirman, “…. Jadilah kalian kaum rabbani (pencinta Tuhan), karena
kalian selalu mengajarkan kita (Qur’an) dan selalu mempelajarinya.” (QS Ali
Imran :79)
Apa yang bisa
kita tangkap dari firman Allah ini? Ada satu hal yang mengganjal, mari kita
telisik bersama, Allah memerintahkan kita mengajar (terlebih dahulu) setelah
itu kita tetap selalu belajar. “Metode belajar yang paling sempurna adalah
dengan mengajarkannya pada orang lain (alias menjadi guru) atas ilmu yang ia
miliki. Model seperti ini mampu membuat otak anda menyerap semua informasi
pembelajaran sampai 90%.” (Yunsirno, keajaiban belajar).
Hal yang tepat,
menurut saya, ketika kita berempati dalam belajar bahasa inggris adalah ketika
kita menyerap suatu informasi (Bahasa Inggris) langsung praktekkan untuk
mengajarkan hal itu kepada teman atau kerabat atau mungkin para anak yatim
piatu di panti asuhan. Mari kita mengajar!
3. Kreatif
Kutipan dari Charles
Mingas, “membuat sesuatu yang mudah menjadi rumit itu sudah biasa, tetapi
membuat sesuatu yang rumit menjadi mudah, itu yang disebut kreatifitas.”
Mungkin ketika
kita mendengar kata “kreatifitas,” terbesit dibenak, kreatifitas seperti yang
dilakukan para pekerja seni; penyanyi, pelukis, dll. Memang ini benar, tapi
tidak seratus persen benar, karena kreatifitas tidak hanya terbatas dimiliki
oleh para pekerja seni semata, kita juga memiliki hal yang disebut kreatifitas
ini. Contohnya: Membuat meja belajar sendiri daripada membeliya, ini juga bisa
disebut kreatif, bukan?
Apa kaitannya
dalam belajar bahasa inggris? Tentu kita tidak bisa membeli semua buku
pembelajaran bahasa inggris, sekarang jaman teknologi canggih, kita bisa
belajar dimana saja dan kapan saja, dengan hanya memanfaatkan internet yang
murah meriah (wifi gratis di kafe) kita bisa mengakses pembelajaran bahasa
inggris menurut gaya belajar kita, contohnya, jika gaya belajar kita dominan ke
visual, kita bisa membaca berbagai artikel dari internet dengan mudahnya. Jika gaya
belajar kita dominan ke auditorial, sekarang banyak radio bahasa inggris yang
bisa di akses dengan mudah melalui PC, Contoh BBC, maka perbanyaklah mendengar
atau bahkan membaca artikel bahasa inggris agak sedikit lebih nyaring agar
telinga anda juga terlibat. Gaya belajar yang terakhir, kinestetik, anda bisa
mengakses internet juga, misalnya kata-kata yang berhubungan dengan pohon, pergilah
anda kesebuah pohon dan praktekkanlah kata-kata yang telah anda pelajari tadi
dengan melihat bukti nyata pohon yang di depan mata anda. Nah, bagaiman gaya
belajarmu? Kreatiflah dalam melakukan sesuatu, jangan dipersulit.
4. Akselerasi
Menurut kamus
besar bahasa Indonesia, Akselerasi adalah mempercepat, peningkatan kecepatan,
percepatan, atau laju perubahan percepatan. Dengan kata lain, melakukan sebuah
percepatan untuk meraih mimpi serta kesuksesan. Bukan berarti ketika kita
melakukan percepatan kita harus tergesa-gesa, tetapi semuanya tetap harus
terkendali dan terencanakan dengan baik.
Apa hubungan
akselerasi dengan belajar bahasa inggris? Belajar bahasa Inggris tentunya
merupakan momok bagi sebagian kalangan; remaja bahkan dewasa. Yang mana mereka
berpikir setelah belajar 6 tahun (SMP:3 Tahun, dan SMA: 3 Tahun) sama sekali
mereka tidak bisa berbicara bahasa inggris. Nah, disinilah kita perlu melakukan
Akselerasi.
Apa maksudnya, mungkin setelah kita menetapkan niat, melakukan
empati, dan kreatif, kita masih saja menemukan kesusahan dalam belajar bahasa
Inggris, tentu solusi yang paling tepat adalah masuk ke kursus bahasa Inggris,
tapi, saran saya, jangan sembarangan memilih kursus, cari kursus yang
memberikan target pencapaian yang cepat real, dan sudah memiliki cabang yang
banyak tersebar di Indonesia dan lulusan yang banyak. Contoh: Sang Bintang
School yang menggunakan metode kampoenk jenius (tanpa mencatat, menghapal, dan
PR). Lembaga ini memiliki berbagai pencapaian sesuai dengan target peserta; 6
bulan bisa bahasa inggris, 6 minggu bisa bahasa inggris, dan bahkan 6 hari
bisa. Wow, ini yang kita sebut akselerasi. Tapi jika tidak ingin ke tempat
kursus, saran saya adalah bergabung ke komunitas bahasa inggris atau bahkan
melakukan Sitting class (konsep belajar duduk di kelas mana pun, bahasa
inggris, untuk belajar bahasa inggris tanpa mengharapkan tanda tangan, atau
dengan lain kata, melakukan kuliah dengan suka-suka). Ada yang berani?
5. Tawakal
Tentu saja setelah
melakukan semua hal yang diatas, tetap, kita harus berserah diri kepada Allah
SWT. Dimas “Yakinlah bahwa dengan menyerahkan hanya kepada Allah swt. Tuhan
yang maha Kuasa. Hati akan selalu tenang, ketika hati tenang, kebahagiaan hidup
akan terasa begitu Indah.”
Terakhir dari saya, sudahkan kita
NEKAT dalam belajar bahasa Inggris?
jika belum, mungkin kita perlu meluruskan
niat terlebih dahulu, agar semuanya dimudahkan Allah swt. Amin