bergerak

Welcome, thank you for visiting, don't forget to leave a comment and follow my blog :)

Senin, 25 Januari 2016

Berapa Aset anda?

Ketika berbicara tentang aset. Banyak hal yang perlu kita pertanyakan.
Apa sih aset?
Aset itu rumah saya, kisarannya sekitar 1Miliar. 
Saya juga punya mobil, total bernilai 500jt.
Saya juga punya tanah, yg semakin hari semakin naik.


Nah jika jawaban kita demikian, tentu ada hal yang perlu diluruskan.

Apakah sudah pernah dengar kata liabilitas?
Terlalu banyak miskonsepsi yg terjadi dalam mendefinisikan apa itu Aset dan apa itu liabilitas.

Hal-hal yang kita pikir aset, sebetulnya itulah yg disebut liabilitas.

Nah masih bingung?

Mari diperjelas.

Rumah, mobil, tanah, dan hal lain yg dipikir aset tadi merupakan liabilitas.

Ada satu pertanyaan yg membuat ini makin lebih jelas. 
Berapa uang yang bisa anda dapatkan dari rumah, mobil, tanah dsb?
Jika jawabannya adalah nilai ketika menjual, itu jelas salah.
Mari diperjelas pertanyaannya, berapa yang rumah anda bisa hasilkan untuk anda setiap harinya?
Jawabannya tentu, rumah malah bisa menghabiskan uang kita, dari perawatan, dan sgla macamnya, bukan menghasilkan uang, kan?

Nah itu bedanya.
Liabilitas menghabiskan uang,
Aset menghasilkan uang.


Nah ketika pola pikir kebanyakan orang, bukan semua. 
Ketika menasehati seseorang; anak, mereka akan berkata, "nak, carilah pekerjaan."
Ini adalah pola pikir kuadran pertama, yaitu pegawai.

Sementara sebagian kecil akan berkata, "nak, bangunlah aset."
Ini pola pikir para pemilik bisnis dan investor.
Karena ketika kita tidak bekerja, aset itu akan tetap menghidupi kita. Bukan malah seperti liabilitas, yang malah menghabiskan uang kita.

Pertanyaannya bagaimana membangun aset?
Jawabannya adalah dengan membangun jaringan.
Atau istilah pribadinya adalah network marketing.

Banyak manusia, bahkan pemilik bisnis, berpikiran untuk menjadi kaya, ya tentu. Tapi, menjadi kaya disini artinya memperkaya diri. Sangat sedikit yang berpikiran, buat kaya orang lain juga.

Jadi ketika memiliki motto, sukseskan orang dulu, baru sukseskan diri kita tidaklah salah, bukan?

Karna hanya sebagian orang yang mengerti akan hal ini.

Hal ini hanya bisa dilakukan dengan membangun jaringan. 
Yaitu network marketing.

Ketika kita sudah berhasil membangun jaringan, maka ketika kita bersantai sepanjang haripun uang akan tetap mengalir. Uang itulah yang kita sebut sebagai sumber pendapatan pasif.

Tetapi di D4F, ketika kita belum bisa membangun jaringan, kita sudah mendapatkan penghasilan dari jumlah aset (uang) yang kita tanam pas pertama kali mendaftarkan diri. Nah itulah yg sebenarnya disebut aset. 
Aset adalah sumber penghasilan pasif. Yang hanya bisa dibangun dari membangun jaringan.

Tetapi sekali lagi, D4F sudah memberi penghasilan pasif, meskipun kita belun berhasil membangun jaringan, ketika kita berhasil membangun jaringan, disitulah kita akan mendapatkan kekayaan, karena aset kita bertambah, bukan hanya aset uang, tetapi juga aset manusia. 

Masih belum jelas tentang D4F?
Masih bilang bisnis samar-samar?
Ya samar-samar kalau gk dipelajari, bahkan menutup diri.

Bisa didiskusikan kok.




Sabtu, 23 Januari 2016

Sandaran dan sadaran
Perlu kita berhenti sejenak ketika kita sudah nemanjat sebuah tangga. Tidak penting seberapa banyak anak tangga yang sudah dan akan kita daki. Hal yang paling penting adalah sandaran akan tangga tersebut.

Sumber penghasilan kita berasal dari 4 quadran utama. 
Atau diistilahkan Cashflow quadrant oleh Robert T.Kiyosaki.
Kita perlu tahu apa-apa saja itu.
Employee, Self-employed, business owner, dan investment.


Era modern sekarang, tidak jarang orang tua mendidik anaknya untuk mendapat nilai baik, agar lulus memuaskan dan bisa diterima kerja di perusahaan yg menyediakan banyak tunjangan.

Sbnrnya mindset seperti ini tidak pantas untuk tetap hidup di era Informasi seperti sekarang, Karena jika menilik sejarah, mindset tersebut letaknya di era Industri.

Orang tua mendidik anaknya untuk dapat hidup di - minimal - 2 quadrant awal. Yaitu, employee (pegawai), dan self-employed. 

Apa itu employee, yaitu sebuah profesi yang merasa bahwa dirinya sudah di zona aman yg dengan adanya banyak tunjangan. Padahal jika terjadi sesuatu dengan perekonimian Negara, pegawai merupakan salah satu sasaran empuk yang akan mendapatkan dampak PHK dari perusahaan.

Yang kedua adalah Self-employed, ini adalah sebuah profesi yang dimana mereka telah merasa memecat atasan karna tidak lagi ada yg memerintah, contohnya MC, penyanyi dsb. Mereka bisa mengatur cashflow dan schedule mereka. Tapi satu hal yg tidak disadarii. Self-employed merupakan sebuah profesi yang kita tidak terlalu bisa mengatur jadwal, pekerjaan bisa datang tiba-tiba ketika kita menikmati waktu libur. Kita memperbudak diri.

2 kuadran yg terakhir adalah Business owner dan invesment.

Ini adalah pilihan yang diambil oleh orang-orang cerdaa dan multijutawan dunia. 

Pertama jika anda memilih untuk membuka perusahaan sendiri, tentunya keuangan hidup anda tidak akan terlalu berpengaruh jika perekonomian negara goyang, dan yang terpenting, kita tidak perlu takut di phk. Ya kan?

Yang kedua, invesment adalah seperti bermain monopoly. Anda mempercayakan sejumlah uang anda untuk dikelola oleh perusahaan dan anda tidak perlu pusing memikirkan hal hal berbau pengelolaan perusahaan, krna uang akan berlipat ganda dan anda bisa menikmati hasilnya.

Nah.. masih mau jadi pegawai?

Sumber: buku the business of the 21st century - Robert T. Kiyosaki.



Rangkuman bacaan.
Selama masa resesi. Malah makin banyak wirausahawan bermunculan. Karena tuntutan, manusia dituntut menjadi kreatif.
Nasehat semua orang, belajarlah dengan tekun, raih nilai tinggi, dapatkan pekerjaan yang akan memberikan tunjangan kerja, dan tunjangan pensiun. Pertanyaannya, yakin aman?

Yakin perusahaannya gk bakal bangkrut?

Memang sebagian besar orang-orang masih berkutat dengan doktrinisasi menjadi karyawan. Hal itu bermula ketika pada jaman Industri, dimana semua negara meniru pemerintah Prusia yg kala itu, Otto Von Bismarck, dalam menyelenggarakan pendidikan massal untuk mendapatkan karyawan krna kebutuhan akan karyawan meningkat pada masa itu.
Dan ketika jaman sudah brubah, kebiasaan itu masih saja menjadi mindset kebanyakan orang. Yaitu mindset menjadi karyawan.
Padahal jika kita hitungkan, penghasilan bersih dari wirausaha bisa 5x lipat dari karyawan.

Masih mau jadi Karyawan?